Sabtu, 12 November 2011

Bumi Pernah Punya 2 Bulan

Seperti dikutip dari Republika
Online, Kamis (4/8/2011), dalam
teori yang dipublikasikan dalam
Jurnal Nature tersebut, para
astronom menyebut kalau kedua
bulan tersebut satu di
antaranya berukuran lebih kecil.
Bulan ini kemudian menabrak
bulan yang lebih besar, sehingga terlihat
seperti ada "bekas
percikan besar" .
Teori ini diungkap para astronom
untuk menjelaskan mengapa sisi
jauh bulan yang lebih berbukit
dibanding sisi yang selalu
menghadap bumi. Teori yang
diuraikan dalam jurnal Nature ini
juga dilengkapi dengan model
komputer yang menunjukkan
bagaimana hal itu mungkin
terjadi dan ilustrasi yang
menggambarkan bulan seperti
"mendapatkan kue di wajahnya".
Para ahli di luar mengatakan,
gagasan itu masuk akal, tetapi
mereka tidak sepenuhnya
mengakui teori ini.
Menurut Erik Asphaug, astronom
di University of California, Santa
Cruz, menyatakan, bumi
berbulan dua terjadi pada
sekitar 4,4 miliar tahun lalu,
jauh sebelum ada kehidupan di
bumi. Bulan-bulan itu sendiri
masih muda, terbentuk sekitar
100 juta tahun yang lalu ketika
sebuah planet raksasa menabrak
bumi. Mereka berdua mengorbit
bumi, dalam garis edar sama,
satu di depan, satu di belakang.
Yang lebih kecil adalah planet
yang ringan. Yang lainnya adalah
tiga kali lebih luas dan 25 kali
lebih berat, gravitasi begitu kuat
sehingga yang lebih kecil tidak
bisa menolak, meskipun saat itu
lokasinya lebih jauh.
"Mereka kemudian berbenturan.
Percikan besar (yang sekarang
ada) adalah hasil tabrakan
kecepatan rendah," kata rekan
penulis studi Asphaug.
Apa yang Asphaug sebut sebagai
'kecelakaan kecepatan rendah'
adalah tabrakan pada kecepatan
5.000 mil perjam. Tapi untuk
ukuran angkasa luar cukup
lambat, karena tidak sampai
mengakibatkan bebatuan
mencair.
Batu-batu dan kerak dari bulan
yang lebih kecil akan menyebar
atas dan di sekitar bulan yang
lebih besar tanpa membuat
kawah, seperti halnya jika
tabrakan terjadi dengan
kecepatan tinggi.
Martin Jutzi dari University of
Bern di Swiss mengatakan bahwa
penelitian itu merupakan upaya
untuk menjelaskan kerak aneh
dan daerah pegunungan dari sisi
jauh bulan. Asphaug melihat itu
tampak seolah-olah sesuatu
telah ditambahkan ke
permukaan.
Bumi selalu menjadi eksentrik
dalam sistem tata surya sebagai
satu-satunya planet dengan
bulan tunggal. Sementara Venus
dan Merkurius tidak memiliki
bulan, Mars memiliki dua,
sementara Saturnus dan Jupiter
memiliki masing-masing lebih dari
60. Bahkan Pluto yang kecil, yang
kini dianggap bukan planet,
memiliki empat bulan.
Teori ini diungkapkan juga dalam
konferensi ilmuwan yang bekerja
pada misi robot NASA ke bulan,
kata Jay Melosh dari Purdue
University.
"Kita tidak bisa menemukan
sesuatu yang salah dengan itu,"
kata Melosh. "Ini mungkin benar
atau mungkin tidak benar."
Alan Stern, mantan administrator
NASA mengatakan itu adalah "ide
baru yang sangat pintar," tapi
juga tidak mudah untuk menguji
apakah hal itu benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar